Klotekan: Suara Ketukan yang Indah dari Bagian Barat D.I. Yogyakarta

Kedondong 1- Berbagai musik modern yang kompleks kian mengudara
di telinga para pencinta musik, suatu kabupaten di bagian barat Daerah Istimewa
Yogyakarta, Kulon Progo masih menggeluti tradisi musik khas pedesaan yang
dikenal sebagai musik klotekan. Tradisi yang tidak sebatas hiburan rakyat,
tetapi menggambarkan kearifan lokal dan nilai kebersamaan. Suara khas yang
dihasilkan alat musik dari bambu dan kayu yang dipukul menghasilkan bunyi
klotak-klotek. Musik ini biasanya dimainkan secara berkelompok, dipukul hingga
menciptakan irama yang khas dan tempo yang cepat. Alat yang digunakan berupa
kentongan, biasa digunakaan untuk ronda malam sebagai sarana komunikasi
antarkampung, misalnya untuk memberi peringatan atau memanggil warga saat ronda
malam. Namun seiring waktu, klotekan berkembang menjadi bentuk hiburan rakyat
yang ditampilkan dalam acara-acara adat, hajatan, atau peringatan hari besar
nasional.
Tim
musik klotekan Kedondong 1 dalam hal ini beranggotakan bapak-bapak pernah
menjuarai peringkat dua tingkat Kabupaten Kulon Progo. Namun, mereka sudah
jarang tidak latihan meskipun begitu warga Kedondong 1 masih memiliki minat
tinggi untuk latihan dan bermain kotekan. Mereka menyambut baik program kerja
kami untuk mengkolaborasikan klotekan dengan musik modern yaitu orgen. Kolaborasi
ini sebagai bentuk usaha melestarikan budaya lokal dan memberdayakan
masyarakat. Nantinya hasil dari latihan ini akan ditampilkan di malam puncak
panggung perayaan hut kemerdekaan. Musik ini terdiri dari kentongan, angklung,
gong, dan gendang. Memang dibutuhkan kebersamaan hingga bisa menghasilkan suara
ritmis yang indah. Ada sekitar sepuluh hingga lima belas yang ikut serta
bekerja sama menghasilkan suara yang indah ini.
Malam
ini, perdana latihan kesenian berlokasi di halaman rumah Pak Dukuh. Banyak warga
berkumpul di sini, tidak hanya pemain musik tetapi ada ibu-ibu dan anak-anak
juga. Sungguh nikmat kebersamaan ini, di bawah langit malam yang cukup sejuk
dan syahdu dengan pelengkap irama jangkrik dan binatang ternak. Terdapat satu penyanyi
dari musik klotekan ini, lagu yang dinyanyikan berupa lagu-lagu jawa dengan
tempo cepat. Tidak ada kendala yang berarti sebab para pemain memang sudah
menguasai teknik memainkan musik ini. Hanya perlu menemukan keselerasan antara
orgen dengan klotekan saja. Latihan dijadwalkan dua kali dalam sepekan yaitu
hari Selasa dan Jumat malam. Meskipun tidak tau lagu yang dimainkan, tetapi
ritme suara yang dihasilkan dari alat musik ini asik. Khas banget suasana
Jogjanya.