KKN Reguler 20251 Updated: 18 July 2025 Dilihat: 21 kali

Menelusuri Jejak Sejarah Lokal: Mahasiswa KKN STAIN SAR Gali Kisah Makam Keramat Budak dari Tokoh Sepuh Dusun Malar

Malar, Daik Lingga – Semangat mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau (STAIN SAR Kepri) Lingga 1 dalam menggali kekayaan sejarah dan kearifan lokal di Dusun Malar, Desa Mepar, semakin mendalam. Pada Jumat, 18 Juli 2025], beberapa anggota tim KKN melakukan kunjungan khusus untuk menanyakan sejarah tentang Makam Keramat Budak yang berada di dusun tersebut.

Untuk mendapatkan informasi yang paling otentik dan komprehensif, mahasiswa berkesempatan bersilaturahmi dan berdialog langsung dengan Bapak Said Umar, yang akrab disapa Tok Abah. Dengan usianya yang telah mencapai 70 tahun, Tok Abah dikenal sebagai salah satu sesepuh dan penjaga ingatan kolektif masyarakat Dusun Malar mengenai berbagai kisah dan sejarah, termasuk tentang Makam Keramat Budak.

Dalam suasana yang hangat dan penuh kekeluargaan, mahasiswa tampak serius mendengarkan penuturan Tok Abah. Mereka duduk bersila di lantai kayu rumah warga, menunjukkan rasa hormat dan keseriusan dalam menyerap setiap informasi. Tok Abah dengan sabar dan antusias menceritakan kisah-kisah di balik Makam Keramat Budak, yang mungkin belum banyak diketahui oleh generasi muda.

Penelusuran sejarah ini merupakan bagian integral dari tema KKN STAIN SAR Kepri tentang "Penguatan Ekonomi Masyarakat Desa Berbasis Nilai-nilai Keagamaan dan Kemelayuan." Pemahaman yang mendalam tentang situs-situs bersejarah dan keramat, seperti Makam Keramat Budak, dapat menjadi aset budaya dan spiritual yang berpotensi untuk dikembangkan. Potensi ini bisa berupa wisata religi atau edukasi sejarah lokal yang pada gilirannya dapat berkontribusi pada ekonomi masyarakat.

Kegiatan ini tidak hanya memperkaya data dan wawasan mahasiswa tentang sejarah lokal, tetapi juga menjadi jembatan penghubung antara generasi muda dan sesepuh desa. Dialog dengan Tok Abah memperkuat hubungan emosional mahasiswa dengan masyarakat Dusun Malar, sekaligus menunjukkan bahwa pengetahuan lisan dari para tetua adalah sumber daya yang tak ternilai harganya dalam pembangunan komunitas berbasis aset.

Diunggah Oleh: Lingga 1