Mengeksplorasi Rasa di Jamuan Khas Kegiatan Warga Kedondong 1

Masjid
Sunan Kalijaga, Semaken 1- Kegiatan tahlilan di Kalibawang mencakup
Dukuh Kedondong 1, Semaken 1, dan Ngipik Rejo sudah cukup banyak kami ikuti,
padahal baru tiga pekan kami tiba di padukuhan Kedondong 1. Rutinan setiap
Kamis malam jadwalnya yasinan. Terkadang bapak-bapak yasinan keliling,
bergantian rumah ke rumah sedangkan ibu-ibu di Musala. Tetapi hari ini yasin
dan tahlil dilaksanakan menjadi satu tempat di rumah RW 25. Urutan bacaan zikir
dan tahlil memiliki nada yang menjadi ciri khas, di akhir juga dilantunkan
salawat Allahul kafi. Tokoh agama
yang memimpin kegiatan ini yaitu Pak Muh dan istrinya. Beliau juga merupakan
tokoh Nahdlatul Ulama, sebagaimana terpampang jelas plang di depan rumahnya.
Ketika kegiatan berlangsung, ibu-ibu banyak yang membawa kain kecil. Ternyata kain tersebut untuk menutupi kaki agar hangat ketika posisi kaki selonjor. Durasi zikir dan tahlil yang terhitung cukup lama bisa menjadi alasan yang masuk akal sebab warga yang ikut serta dalam kegiatan ini sudah berumur. Jika menelisik dari segi pengucapan, pengucapan al-Fatihah dan huruf ain memiliki ciri khas dari tokoh agama hingga masyarakat biasa di sini. Al-Fatihah disebut al-Fatikah, huruf ain dibaca ke arah nga. Kebiasaan ini yang sudah menjadi tradisi bahkan sudah diajarkan sedari kecil. Penerjunan kami ke masyarakat mengharuskan kami memperbaiki sedikit banyaknya hal yang ada di masyarakat. Memperbaiki bacaan Al-Qur’an salah satunya yang bisa kami bantu, tapi tentu tidak semudah itu untuk memperbaiki bacaan.
Setelah selesai
pembacaan yasin dan tahlil dilanjutkan sesi menyantap sajian yang telah
dihidangkan. Aroma teh tubruk menjadi aroma yang wajib ada menemani kegiatan
warga. Teh yang begitu harum dan nikmat, berbeda dengan the tubruk yang pernah
ku cicipi. Penganan yang menyertai teh hangat beragam mulai dari roti kemasan, kue
jajanan pasar, slondok makanan khas Jogja, aneka kripik disajikan di atas
piring kaca. Ibarat kata kami mendapatkan bonus kulineran dari kegiatan zikir
dan doa bersama. Bahkan, hari ini diadakan kegiatan Pon-Pon-an di Masjid Jami’
Sunan Kalijaga disajikan teh hangat dan juga nasi dengan lauk ayam, tempe tahu
krecek, mie sayur, daging, dan dilengkapi dengan peyek. Jamaah yang ikut serta
majelis zikir ini masing-masing membawa nasi dan lauk dibungkus dengan kain
beraneka warna. Kegiatan Pon ini diinformasikan Pak Dukuh merupakan lanjutan
dari kegiatan tradisi Baritan di sungai kemarin.