KKN Kolaborasi 20251 Updated: 06 August 2025 Dilihat: 4 kali

Menghadiri Evaluasi dan Monitoring KKN Nusantara 2025

Boro, Kalibawang- Tepat hari ini, kami ‘tlah menetap sebulan di lokasi KKN. Suka, duka, aral melintang berbagai arahnya. Dekorasi suara tawa dan tangis terkadang juga terdengar. Rasa syukur, bahagia, amarah, gengsi, khawatir juga pernah membaur menjadi satu. Hidup bersama selama kurang lebih empat puluh lima hari di lokasi baru, dengan manusia yang baru tentu memakan banyak energi. Menemukan satu kata sepakat dari belasan kepala dengan isi yang berbeda mengharuskan kami juga merasakan ketidaksepahaman dan terkadang memancing percekcokan. Kami tau hal ini suatu hal yang biasa. Tidak akan mungkin berbagai kepala memiliki satu pemikiran yang persis sama. Satu hal yang bisa kami lakukan menyampaikan dan menghormati pendapat.

Hari ini, setelah waktu Zuhur dijadwalkan pelaksanaan kegiatan evaluasi dan monitoring pelaksanaan KKN yang telah kami lewati. Semua program kerja yang telah dan akan dilaksanakan menjadi pembahasan yang seolah ditagih pertanggungjawabannya saat kegiatan ini. Pagi pukul Sembilan hingga pukul setengah satu terlebih dahulu kami menghadiri kegiatan dialog nusantara di halaman Gereja Katolik Santa Theresia Lisieux, Boro, Kalibawang, Kulon Progo. Saat undangan dialog nusantara pertama kali disebar di grup KKN Nusantara, mahasiswa spontan mengomentari lokasi pelaksanaannya. Pelaksanaan pertemuan di gereja terkesan tidak sopan. Kritikan diberikan dikarenakan gereja yang dijadikan sebagai tempat ibadah kemudian dialihfungsikan menjadi lokasi diskusi terbuka untuk semua umat. Padahal, kegiatan ini sudah mendapatkan persetujuan dari room paroki gereja setempat.

Pelaksanaan dialog nusantara dan monitoring dilaksanakan pada Rabu, 6 Agustus 2025 berlangsung di halaman gereja. Acara dijadwalkan mulai pada pukul sembilan pagi, tetapi mulai tiga puluh menit dari yang dijadwalkan. Pelaksanaan acara di halaman gereja hanya terlindungi oleh atap bening dan pepohonan cukup memberikan cahaya matahari yang terik. Pelaksanaannya banyak mahasiswa yang menepi dan berlindung di bawah pohon sehingga kegiatan berjalan kurang efektif. Acara ini menjadi momentum penting untuk melihat capaian program, tantangan di lapangan, serta umpan balik dari masyarakat di lokasi KKN terkait kegiatan KKN yang telah berjalan selama sebulan terakhir. Kegiatan diskusi dan evaluasi ini dihadiri oleh perwakilan dosen pembimbing lapangan (DPL) dari berbagai perguruan tinggi peserta KKN Nusantara, tokoh masyarakat, dan tokoh agama.


Kasubtim Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Kemenag RI menyampaikan bahwa agama mempunyai cinta kasih yang sama, tujuan utama menjaga tanah air. Selanjutnya, dalam kacamata bangsa dan politik (Kesbangpol DIY) mengatakan pembauran budaya di Kulonprogo sebagai bentuk internalisasi nilai Pancasila. Romo paroki Boro, Romo Laurentius menceritakan kebersamaan dan saling simpati antar umat beragama terjadi ketika natal banyak pihak NU, Muhammadiyah, Banser yang sukarela mengatur ketertiban. Saling membantu secara sukarela, seperti mengatur parkir dan berkeliling menjaga rumah warga. Terakhir pemateri dari konten kreator, I made Andi Arsana menyatakan kata toleransi di bidang teknik berarti ada sesuatu yang rusak atau salah sehingga ia tidak mau menggunakan kata toleransi tetapi menghormati.


Diunggah Oleh: Lulu Khairunnisa