KKN Kolaborasi 20251 Updated: 26 July 2025 Dilihat: 22 kali

Pesona Keindahan Yang Mematikan di Kedondong 1

Kedondong 1- Beberapa kali kami berkunjung, meyusuri Sungai Tinalah yang berada di sekitar Dukuh Kedondong 1. Kami tak terkecuali aku, telah jatuh cinta semenjak pandangan pertama melihat sungai ini. Sungai dengan sebagian pemandangannya berupa batu-batu sebab saat ini sedang musim kemarau sehingga debit air yang mengalir tidak begitu banyak. Kami pun telah mandi atau sekadar berendam di sungai ini. Terdapat beberapa bapak-bapak yang memancing, mereka rela duduk berlama-lama menanti ikan sambil menikmati keindahan sungai ini. Namun, ternyata keindahan ini tidak berlangsung lama. Tepat siang ini, 26 Juli 2025 kami mendapatkan kabar duka dari salah satu teman, adik yang dikabarkan tenggelam di sungai.

Terdengar tidak masuk akal jika dipikirkan kembali, mengingat kondisi musim kemarau dengan air sungai yang tidak begitu banyak. Bahkan, duduk di tengah arus sungainya pun masih sangat aman. Kami bertanya-tanya mengenai kronologi kematian anak tersebut, bagaimana mungkin anak dengan badan yang tinggi berenang di sungai dengan air yang sedikit bisa berakhir celaka. Setelah bertanya kepada anak-anak dan warga sekitar kami mendapatkan informasi bahwa dia berenang di bagian sungai dengan kandungan pusaran air. Terlihat dari permukaan bagian sungai ini sangat tenang dengan warna air yang gelap. Memang cukup mencekam ketika kami melewati bagian sungai ini karena di lokasi ini banyak pemancing yang menunggu tangkapannya. Secara hukum takdir, memang tidak pantas kami mempertanyakan sebab, mengeluh atau bahkan menyalahkan takdir tersebut.


Mendapatkan kabar tersebut kami segera bergegas ke rumah duka, menyampaikan bela sungkawa dan membantu pemandian dan persiapan mengkafankan. Penyelenggaraan jenazah cukup cepat. Zuhur ditemukan meninggal dunia, waktu Asar dikebumikan. Rumah duka dalam sekejap dipenuhi warga, saling bahu-membahu mendirikan tenda dan kursi. Beberapa waktu setelah kami tiba, datang beberapa polisi dan dokter yang memeriksa jenazah karena menanggapi laporan laka air yaitu sungai. Dipastikan dari kondisi tubuh jenazah bahwa kematian anak ini murni karena tenggelam. Selama prosesi penyelenggaraan jenazah banyak hal yang belum pernah dan tidak biasa dilakukan di Kepulauan Riau seperti pemandian jenazah beralaskan pelepah pisang dan dilakukan di pekarangan rumah dengan penutup kain hijau seadanya. Bahkan, kami ikut serta membantu memegang kain penutup hijau tersebut. Setelah selesai pemandian jenazah, pelepah pisang ditancapi oleh koin. Aku belum sempat menanyakan perihal tersebut. Tetapi sepertinya menarik untuk diulik makna filosofis dari rangkaian penyelenggaraan jenazah di dukuh sini. Bagaimana pendapat kalian?

Diunggah Oleh: Lulu Khairunnisa