Ruang Kreatif: Dari Manik Kecil Menuju Karya Yang Besar

Musala
Mbah Eblek, Kedondong 1- Anak menyukai sesuatu yang baru,
menarik, dan asyik. Rasa ingin tau anak dijadikan modal menciptakan
pembelajaran kreatif. Kreativitas anak harus diasah dengan berbagai kegiatan
yang menarik, salah satu program kerja yang kami tawarkan yaitu “Ruang
Kreatif”. Berbagai kegiatan dilaksanakan dalam program kerja ini seperti
meronce manik-manik, mewarnai, membuat pohon moderasi. Kegiatan meronce
manik-manik pada malam ini menjadi kegiatan perdana dari ruang kreatif. Sasaran dari kegiatan ini anak-anak usia lima
belas tahun ke bawah, anak-anak ini mencakup gabungan anak TPQ Mbah Eblek dan
Ash-Shobirin. Durasi kegiatan ini mulai dari setelah Maghrib hingga Isya. Musala
Mbah Eblek yang awalnya sebagai tempat pembelajaran ilmu Al-Qur’an, khusus mala
mini kami ubah menjadi pusat pembelajaran kreatif dengan aura menyenangkan. Cukup
singkat tetapi diharapkan dari kegiatan ini anak-anak bisa berkreativitas,
melatih kesabaran, motorik halus dan dan berkonsentrasi.
Belasan tangan kecil
merangkai butiran manik di tengah ruangan kecil musala yang baru dibangun.
Bertemankan canda tawa anak-anak membakar api semangat kami untuk bisa terus
berbagi kebahagiaan di padukuhan ini. Celotehan dan keluhan anak-anak yang
antusias ketika melihat warna-warni manik-manik yang menarik perhatian mata.
Mereka tidak sabar untuk bisa merangkai manik-manik kecil untuk menjadi sebuah
gelang yang mereka rangkai sendiri. Pilihan manik-manik dan memasukkan
manik-manik kecil ke benang yang halus menjadi tantangan tersendiri bagi
anak-anak. Hasil ronce anak-anak ini menjadi bentuk mengekspresikan diri. Kami juga ikut serta meronce manik-manik,
warna-warni manik-manik masih menarik untuk kami. Kegiatan berjalan dengan
menyenangkan, kami seolah saling berkompetisi menciptakan gelang manik-manik
yang indah.
Melihat hasil karya
dari tangan-tangan kecil mereka, gelang berwarna-warni dengan beraneka karakter
mengundang kegembiraan di mata mereka. Hasil kerajinan masing-masing anak cukup
menggambarkan kepribadian mereka. Anak laki-laki cenderung memilih warna yang
netral dan gelap, jika pemilihan warna yang lembut warna-warni pasti itu pilihan anak perempuan.
Senyuman kegembiraan dari mereka memberikan kebahagiaan bagi kami untuk terus
menghadirkan kegiatan serupa. Harapan kami, semoga kegiatan ini bisa terus
berlanjut dan bisa menjadi kegiatan tetap di padukuhan ini. Kemudian bisa
memperkaya jiwa anak-anak dan mempererat kebersamaan di masyarakat.