Sowan Perdana: KKN Nusantara Kelompok 13 Berkunjung ke Tokoh Masyarakat Kedondong 1

Kedondong 1, Kampus Bersendikan
Wahyu Berteraskan Ilmu - Rapat perdana
KKN Nusantara Kelompok 13 Kedondong 1 dilakukan pada Selasa pagi, 8 Juli 2025. Selama sepekan sebagaimana
timeline KKN Nusantara ini, kami
ditugaskan untuk melakukan riset untuk mencari potensi, kebiasaan, kegiatan,
dan permasalahan yang terjadi khususnya di Kedondong 1. Pagi ini setelah kami
sarapan, kami melanjutkan dengan rapat perdana untuk memperkenalkan,
mengingatkan peraturan di posko, dan menyusun rancangan kegiatan yang harus
dilakukan. Maka kami sepakat melakukan kunjungan ke tokoh masyarakat dan agama pada
hari Selasa dan Rabu. Melanjutkan untuk merumuskan program kerja pada hari
Kamis dan Jumat. Rapat perdana ini juga membahas mengenai kondisi masyarakat
secara umum, seperti masyarakat sekitar 400-an jiwa. Padukuhan Kedondong 1
terbagi menjadi 2 RW yaitu RW 25 dan 26, kemudian terdiri dari 4 RT yaitu RT
49, 50, 51, 52.
Data
yang didapatkan dari pra penelitian, Padukuhan Kedondong 1
memiliki perpustakaan, 17 lumbung padi, musala , lembaga pendidikan seperti
paud, TK, ada pengrajin pembuatan wingko dan keripik singkong. Selain itu, ada
beberapa yang berprofesi pamong, PNS, tetapi sebagian besar bertenak dan
petani. Beberapa permasalahan yang belum selesai yang kami ketahui diantaranya
mengenai pembangunan gedung, gorong-gorong, penyerapan air, dan pemeliharaan
jalan.
Untuk
melakukan konfirmasi kebenaran data kotor yang kami dapatkan dari rapat perdana
maka kami melakukan kunjungan atau sowan ke Ketua Rukun Tetangga 49, 50, 52. Sekaligus
memperkenalkan diri sebagai mahasiswa KKN kepada para tokoh masyarakat agar
kegiatan yang akan kami lakukan berjalan lancar. Ternyata kami tidak hanya melakukan
riset namun juga ada bonus, kulineran. Ketika kami berkunjung, pasti kami
disuguhkan dengan berbagai macam jajanan Yogyakarta. Kami antusias untuk
melakukan kunjungan ini. Rasa yang menghampiri tentu senang apalagi untuk
mahasiswa KKN yang memerlukan asupan tenaga, di satu sisi segan karena
merepotkan. Melihat penyambutan kami untuk berkunjung, sepertinya ini memang
bagian dari kebiasaan masyarakat Jawa. Terlebih penggunaan bahasa yang halus,
sopan, dan senang untuk disapa.
Ketua kami berasal dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Bisa dipastikan ia tidak bisa bahasa Jawa. Hal yang selalu memancing canda tawa adalah ketika ia berkomunikasi dengan ketua rukun tetangga dan rukun warga memerlukan translator untuk bisa paham percakapan. Tapi ku yakin ini lah yang bakal kami ingat nantinya. Setiap kunjungan yang kami lakukan, ia selalu didampingi oleh anggota kelompok yang paham bahasa Jawa.
Bawaihi, selaku ketua KKN Nusantara Kelompok 13 Kedondong 1, mengungkapkan semoga dari kunjungan kami ini bisa memberikan gambaran langkah yang bisa kami ambil yang tentunya semoga program yang akan kami tawarkan ini bermanfaat bagi masyarakat dan sifatnya berkelanjutan. Selanjutnya Lulu, salah satu mahasiswa KKN Nusantara Kelompok 13 Kedondong 1 mengungkapkan harapannya semoga dari kegiatan sowan ini bisa memudahkan kami bisa lebih mengetahui potensi dan permasalahan dengan kemudian disesuaikan dengan metode ABCD dan tema KKN Nusantara ini yaitu Ekoteologi sehingga program kerja yang kami laksanakan bisa berdampak serta berkelanjutan.