KKN Reguler 20251 Updated: 05 August 2025 Dilihat: 31 kali

Telusuri Sejarah Lokal : Mahasiswa KKN STAIN Sultan Abdurrahman Kunjungi Rumah Tua di Desa Berakit

Siang itu, Desa Berakit diselimuti senja yang hangat, namun semangat tim KKN Reguler Kelompok 07 STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau justru membara. Hari ini, 5 Agustus 2025, adalah hari yang mereka nantikan. Berbekal rasa penasaran dan misi mulia, mereka menyusuri jalan setapak menuju sebuah rumah tua yang penuh misteri.

Rumah itu berdiri kokoh, saksi bisu dari berjalannya waktu. Kayu-kayu yang melapisi dindingnya telah pudar, namun karisma dan kekuatan sejarahnya masih terasa. Mereka disambut hangat oleh pemilik rumah, seorang wanita paruh baya yang senyumnya menawan. Ia dengan sabar menceritakan setiap jengkal dari rumah itu, mulai dari arsitektur uniknya, hingga kisah-kisah yang terukir di dalamnya.

Salah satu mahasiswa, sambil mencatat dengan teliti, bergumam, "Ini adalah salah satu bentuk langkah kecil kami untuk lebih mengenal desa secara menyeluruh, termasuk menggali warisan sejarah yang mungkin belum banyak diketahui oleh generasi muda."

Mereka mendengarkan dengan saksama. Rumah tua itu bukan sekadar bangunan, melainkan sebuah pusat peradaban. Di masa lalu, tempat ini menjadi persinggahan para tokoh dan lokasi musyawarah adat. Dinding-dindingnya seolah menyimpan bisikan dari keputusan-keputusan penting yang pernah diambil di sana, aroma kopi pahit yang menemani malam-malam panjang musyawarah, dan tawa anak-anak yang bermain di halamannya.

Rumah ini terbuat dari kayu dan diperkirakan berusia lebih dari satu abad, dibangun pada tahun 1908 dengan konsep susun tindih kasih. Keunikan rumah ini terletak pada konstruksinya yang tidak menggunakan paku dan fondasinya yang tidak menempel langsung ke tanah melainkan dialasi batu.  Didalamnya terdapat beberapa ruangan seperti serambi, ruang tengah, ruang ibu, dan ruang anak. Ada juga pintu kecil yang dulunya digunakan sebagai akses bagi anak perempuan untuk menghindari terlihat oleh tamu. Rumah ini kini menjadi situs cagar budaya dan menyimpan sejarah kelam mengenai pemiliknya, Haji Yakub, yang tewas akibat perampokan.

Waktu berlalu tanpa terasa. Kunjungan itu tak hanya menjadi sebuah pencatatan data, melainkan sebuah pengalaman berharga. Para mahasiswa merasa terhubung dengan masa lalu, menyadari betapa pentingnya menjaga warisan budaya dan sejarah agar tak lenyap ditelan zaman. Mereka bertekad, hasil penelusuran ini akan menjadi modal untuk mempromosikan potensi wisata Desa Berakit. Sebuah langkah kecil yang diharapkan bisa menjadi awal dari perubahan besar. Senyum tulus dari warga desa yang antusias seolah menjadi restu bagi mimpi mereka. Harapan baru telah terukir di hati mereka, bahwa sejarah Desa Berakit akan terus hidup, dari generasi ke generasi.


Diunggah Oleh: Teluk Sebong 07